ﺑِﺴْــــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
Assalamualaikum wr wb
Kali ini saya akan membahas neptu/weton/pasaran dalam penanggalan suku jawa/kejawen seperti
Wage, pon, legi, pahing, kliwon
(Tidak bermaksud apa apa hanya membahas saja, share dan tukar pikiran saja hanya opini) dan penulis asli jawa.
Ex: senin pahing, senin kliwon dsb. Biasanya pasaran itu juga di tandai sebagai hari lahir orang suku jawa.
Memang ini sudah ajaran adat tradisi budaya dan sejak dari "orang tua" dulu, yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat jawa.
Hari pasaran weton/neptu biasanya sebagai patokan dalam menentukan hari baik tidaknya dalam melaksanakan upacara adat, seperti jodoh, mendirikan rumah, dan banyak lagi lainnya.
Hal ini jika ditinjau dari segi adat sah sah saja... Biasanya dengan neptu jodoh misalnya calon pasutri dihitung nilai neptunya dan nanti dihitung sedemikian rupa untuk menentukan apakah nanti jika hidup bersama bahagia sejahtera atau malah sebaliknya. Penulis tidak tahu ini ilmu dari mana, katanya sih dari "orang tua" (yang mana). Ketika capasutri hitungan masing masing neptu/weton nya baik dan membawa keberuntungan maka keluarga segera melangsungkan pernikahan. Tetapi jika sebaliknya, atau nilai neptu jodohnya ternyata kelak tidak bahagia dan bakal ada bencana maka kedua belah pihak tidak boleh menikah meski mereka saling mencintai.
Penulis:"kitab neptu ni luar biasa ya bisa tahu rumusan orang hidup" siapa ya yang membuatnya?! Entahlah wallahualam.
Jika dikaitkan dengan ajaran islam............?!?!
Penulis:"kira kira dari nabi adam sampai nabi muhammad masing masing neptu pasarannya apa saja ya?!" (mikir kerrrasss) sampek kepala ber urrat.
Hehe...
Memang di dalam islam neptu/weton/pasaran itu tidak ada karena memang bukan bagian bukan dari Al-quran dan asunnah... Sebenernya islam jauh lebih mempermudah ummatnya dari pada neptu tersebut. Bagi muslim yang percaya dengan neptu tersebut ya itu hak mereka, ketika sudah percaya akan hal itu memang kejadian kejadian dalam neptu bisa saja terjadi, karena sudah dipercaya(di-imani) secara turun-temurun, dan selalu berkata "jarene wong tuwek biyen"(kata orang tua dulu)
Muslim sebaiknya beriman dengan kitabnya yaitu al quran(kitab sempurna lo...), mukjizat dari Allah swt melalui utusannya yaitu Nabi Muhammad Rasulullah saw. Bagi penulis sangat pas meyakini sesuatu yang jelas (kitabullah) dari pada neptu apalagi sampai meyakini, katanya tradisi orang tua dulu. Saya selidiki dari nabi adam(orang terdahulu yang paling tua) juga belum menemukan asal usul neptu kejawen ini. Ini bisa dibilang subhat rasulullah menyuruh kita meninggal kan subhat(tidak jelas halal/haram atau boleh/tidaknya)
Wallahualam.
Jika rasulullah tidak menganjurkan(mensunnahkan) maka kita harus mawasdiri.
Bukankah yang terbaik dari semua bagi umat islam adalah memegang teguh al quran dan sunnah nabi? Belum cukupkah wahai saudara ku al quran itu?!
bukan kah itu ciri islam pada akhir zaman yang baik isyarat rasulullah saw.
Intinya ajaran islam sudah penuh cinta damai dan mudah, kenapa mempersulit diri dengan hal hal selain tuntunan Rasulullah saw dengan AL-QURAN?!?!?!
Jadi setelah panjang lebar penulis masih belum tahu siapa yang merumuskan weton/neptu/pasaran (^^')
Dan penulis belum tahu neptu para nabi(^^')
salam damai
Waalaikumsallam wr wb
No comments:
Post a Comment