ﺑِﺴْــــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
(Assalamu ‘alaikum Wr. Wb)
Jin nasab adalah jin yang berperan atau menjadi khadam leluhur/dari orang tua kandung, kakek nenek dst. Biasanya jin ini mengikuti anak cucu pemilik ilmu ghaib tertentu, biasanya bersemayam atau bertahta di dada sebelahkiri(jantung) mereka mengikuti anak cucu secara turun temurun baik sengaja maupun tidak disengaja. Buhul atau ikatannya bisa berupa benda azimat/pusaka atau amalan. Ada yang tidak tahu diikuti ada yang tahu, dan merasa nyaman dan menginginkannya.
Karena terikat nasab/keturunan hubungan darah.
Jin ini mempunyai maksud dan tujuan tertentu ada yang karena sudah ikrar kepada nenek moyang atau leluhur. Atau karena motif menyukai si keturunan.
Hal ini secara tidak disadari menjadi mudharat yang besar. Karena jin itu bertahta dalam darah jika sudah terlalu lama biasanya bagian tubuh tertentu merasa sakit dan biasanya tidak terdeteksi oleh medis.
Penulis pernah menemukan ada orang yang tidak pernah berguru kepada siapapun, bisa merumuskan mantra mantra atau doa dalam bahasa daerahnya ada juga yang berbahasa arab. Hal ini diperoleh dari mimpi, oleh seorang kakek kakek yang katanya memakai pakaian serba putih. Dimana mantra mantra tersebut diberikan secara berangsur angsur sesuai hajat ambisi si manusianya. Jika hal tidak jelas itu disukai atau dipercaya sebagai sosok mendiang guru guru spiritual atau siapapun itu menyangkut tokoh masa lalu dan diyakini maka hal ini bisa menjadi gangguan jin,maka jin itu seakan menjadi "guru" yang menyampaikan wangsit/petunjuk tertentu dalam mimpi. Hal ini sangat berbahaya dan sangat berbeda dengan surat Al baqoroh ayat 154
ﻭَﻻ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻤَﻦْ ﻳُﻘْﺘَﻞُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮَﺍﺕٌ ﺑَﻞْ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀٌ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻻ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ ( ١٥٤ )
Artinya:154. [1] Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, (bahwa mereka) mati. Sebenarnya (mereka) hidup[2] , tetapi kamu tidak menyadarinya.
Biasanya tokoh tokoh yang wafat dalam berjihad dijalan Allah swt, mereka berada di alam jabarut. Dan biasanya orang menyebut sebagai Rijalul ghaib atau pendamping laki laki ghaib. Disini tidak bertindak sebagai makhluk Allah yang mengajarkan hal hal yang diluar Agama islam. Biasanya rijalul ghaib itu pasif tidak boleh dikatakan sebagai khodam/hadam. Karena rijalul ghaib ini dahulunya seorang mukmin yang pernah hidup di dunia. Biasanya beliau hanya diam dan diam tidak mau diajak komunikasi baik didalam mimpi maupun komunikasi rasa. Beliau beliau itu biasanya hanya menyimak dan memperhatikan saja. Tidak lebih. Apalagi memberikan ilmu ilmu ghaib skehendak nafsu manusia. Beliau beliau tidak bisa diminta pertolongannya apalagi disebut sebagai hadam. Jadi rijalul ghaib yang berkaitan dengan surah al baqoroh ayat 154 ini bukan jin dan bukan khadam. Mereka hanya sebatas mendoakan kita dijalan kebaikan saja. Dan tidak bisa ditangkap atau dimasukan kedalam azimat atau benda benda pusaka lainnya. Dan rijalul ghaib dimensinya lebih halus dari pada jin yaitu diantara alam jin dan malaikat. Mereka tidak bisa membantu manusia dalam hal hal pengobatan pengobatan yang sifatnya ghaib,apa lagi menyalahi syariat islam.
Kembali lagi ke jin nasab.
Bagi jin nasab ini, tidak perlu alasan kusus untuk mendampingi turun temurun, mereka sangat menyukai bersemayam di dalam tubuh manusia. Apalagi manusianya dipenuhi dengan makanan dan minuman haram atau maksiat lainnya,ataupun sifat sifat penyakit hati, misalkan ambisi yang berlebihan, egoisme yang berlebihan dan penyakit hati lainnya.
Ada yang jin muslim dan jin kafir. Allah berfirman dalam surat al jin ayat 6 yang sudah saya bahas di artikel saya sebelumnya. Yang intinya manusia dilarang tolong menolong dengan kaum jin, begitu juga sebaliknya, karena hanya akan menambah kesalahan bagi mereka. Jin muslim yang mukmin yang taat kepada Allah tidak akan mencamupuri urusan manusia. Tetapi jika jin muslim itu membantu urusan manusia dengan kepentingan nafsu jin muslim tersebut telah murtad dari agama islam.
Jin nasab ini akan membantu anak keturunan si leluhur yang pertama kali membuat perjanjian dengan jin sebelumnya, dengan secara suka rela. Apalagi si keturunan menyukainya dan tidak berhenti mengharapkan bantuan bantuan secara ghaib yang merasa bahwa dirinya mempunyai kelebihan.
Bukannya mendatangkan manfaat, malah mendatangkan murka Allah swt.
Hal ini juga diikuti keadaan keadan yang abnormal,seperti hidup di dua alam(bukan amphibi) bisa melihat jin/hantu/sperti ocong,untilanak, uyul, dsb. Ini bukan kelebihan. Akan tetapi menandakan bahwa di dalam dirinya bersemayam jin dimana apa yang dilihat jin itu juga terlihat olehnya. Maka diperlukan ruqiah syar'i baik secara mandiri atau dibantu dengan peruqiah(jika tak mampu ruqiah mandiri)
Nah kejadian ini biasanya semakin lama semakin gak wajar dan tidak nyaman yang dirasakan oleh keturunan yang memiliki jin nasab ini. Seakan akan kita menjadi seorang yang "pintar" dan menjadi pribadi yang ambisius,seakan akan segala sesuatu di dunia ini bisa diperoleh dengan mudah.dan biasanya merapal mantra mantra atau doa doa yang diluar syariat islam.
Sehingga banyak yang menanyakan bagaimana sih cara memutuskan ikatan dengan jin nasab leluhur itu?!
Memutuskan ikatan jin nasab leluhur insyaallah cukup dengan berikrar bahwasanya kita benar benar kembali kepada Allah dan tidak lagi memberi ruang kepada jin nasab yang otomatis menjadi guru ini.
Contohnya: ya Allah ya tuhanku aku berlindung kepadamu dari godaan syaiton dan jin yang terkutuk, dan hamba memutuskan ikatan ikatan terhadap jin yang dulu pernah mengadakan perjanjian dengan bapak,kakek,leluhurku, baik secara sepengetahuan ku atai tidak.
Kemudian ruqiah mandirilah/istihadzah... Untuk membersihkan sisa sisa buhul/istana bekas jin yang bersemayam ditubuh kita.
Dianjurkan teraphy al hijammah/bekam dan meminum daun sidr/bidara. Insyaallah diberi kemudahan.
Kemudian bacalah syahadat. Insyaallah dengan hati yang bersungguh sungguh maka jin nasab tersebut akan meninggalkan kita. Sesekali jangan mengharapkannya lagi. Karena jika demikian mereka akan datang lagi. Masyaallah...
Insyaallah jiwa kita menjadi lebih tentram dan tenang...
ﻭَﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ
ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
(Wa ‘alaikum salam Wr. Wb)
No comments:
Post a Comment